Uji
Biokimia Bakteri
Tujuan
: untuk mengetahui sifat fisiologis pada suatu bakteri dengan cara melakukan
inokulasi pada media identifikasi.
Prinsip
: menginokulasikan sejumlah inokulum pada berbagai media uji biokimia lalu
diamati perubahannya.
Cara
Kerja :
1.
Melakukan
inokulasi biakan pada koloni yang terpisah dalam media uji biokimia.
2.
Menginkubasi pada suhu 37°C
selama 24 jam.
3.
Mengamati hasilnya
Metabolisme merupakan reaksi-reaksi
kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Proses metabolisme dibedakan menjadi dua
jenis yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme (Biosintesis) yaitu reaksi
biokimia yang merakit molekul-molekul sederhana menjadi molekul-molekul
yang lebih kompleks. Misalnya pembentukkan protein dari asam amino. Secara umum
proses anabolik membutuhkan energi. Sedangkan katabolisme yaitu reaksi biokimia
yang memecah atau menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi
molekul-molekul yang lebih sederhana. Proses katabolik melepaskan energi yang
dibutuhkan oleh sel(Waluyo, 2004).
Aktivitas metabolisme tidak terlepas dari adanya enzim. Berdasarkan tempat
bekerjanya, bakteri memiliki juga jenis enzim yaitu endoenzim dan eksoenzim.
Endoenzim yaitu enzim yang berkerja dalam sel. Sistem endoenzim selain bersifat
anabolik dapat juga bersifat katabolik.sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang
disekresikan ke luar sel dan berdifusi ke dalam media. Sebagian besar eksoenzim
bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim menguraikan molekul kompleks
menjadi molekul yang molekul-molekul yang lebih sederhana. Molekul-molekul yang
lebih kecil ini kemudian dapat memasuki sel dan digunakan untuk kepentingan
sel(Waluyo, 2004).
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya
dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen
kimia.
Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi (Waluyo, 2004).
Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi (Waluyo, 2004).
E. coli
adalah suatu bakteri gram negative berbentuk batang, bersifat anaerobic
fakultatif, dan mempunyai flagella peritrikat. E. coli dibedakan atas
sifat serologinya berdasarkan antigen o (somatic), K (kapsul) dan H (flagella)
(Fardiaz,1992)
Medium selektif yang dapat digunakan untuk mengisolasi E.coli
misalnya DHL (Desoxycholate Hydrogen Sulfide Lactose) agar atau
MacConkey Agar. Koloni E.coli pada DHL dan MacConkey Agar berwarna merah dan
dikelilingi oleh areal yang menunjukkan pengendapan bile. E.coli akan
menfermentasi laktosa di dalam medium menjadi asam, sehingga mengakibatkan
terjadinya pengendapan bile dan penyerapan indikator merah netral(Fardiaz,1992)
Uji-uji biokimia yang dilakukan terhadap E. coli
termasuk karakteristik pertumbuhan pada agar TSI (Triple Sugar Iron)
dan agar SIM (Sulfite Indole Motility) atau LIM (Lysine Indole
Motility). Uji-uji biokimia ditujukan untuk menunjukkan E.coli dan
bakteri-bakteri lainnya yang mempunyai sifat-sifat hamper sama, yaitu Klebsiella
dan Enterobacter (Fardiaz,1992)
Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri antara
lain :
- Indol
Media ini biasanya digunakan dalam
indetifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang diperoleh negatif karena
tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan biakan,
artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber
carbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovacs. Asam amino
triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein,
sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat
penguraian protein(Anonim, 2008)
b. MR-VP
1. Uji MR
Hasilnya positif, terjadi perubahan
warna menjadi merah setelah ditambahkan methyl red. Artinya, bakteri ini
mengahasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa
yang terkandung dalam medium MR-VP. Terbentuknya asam campuran pada media
akan menurunkan pH sampai 5,0 atau kurang, oleh karena itu bila indikator metil
ditambahkan pada biakan tersebut dengan pH seredndah itu maka indikator
tersebut menjkadi merah. Hal ini menandakan bahwa bakteri ini peragi asam
campuran(Anonim, 2008)
2. Uji VP
Hasilnya negatif, karena tidak
terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan α-napthol dan KOH,
artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil karbinol
(asetolin) (Anonim, 2008)
b.
SIM
Guna : untuk uji sulfide,
Indol, Motilitas
Sulfide : uji positif
medium berwarna hitam
Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah positif, hal ini
terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar
inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang
diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagella. Dari uji juga
terlihat ada warna hitam, yang berarti bakteri ini menghasilkan Hidrogen Sulfit
(H2S) (Anonim, 2008)
c.
Simmons Citrate
Guna : untuk mengetahui
kemampuan kuman menggunakan citrate sebagai sumber carbon.
Hasil uji Citrate (+) ditunjukkan dengan
berubahnya warna media dari hijau ke warna biru.
Hasil uji sitrat yang diperoleh negatif, yang ditandai
dengan tidak terjadinya perubahan warna. Artinya bakteri ini tidak mempunyai
enzim sitrat permiase yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam
sel(Anonim, 2008)
e.
TSIA
·
Pada uji TSIA warna media slant berubah
menjadi merah karena bakteri bersifat basa ini menandakan bahwa bakteri ini
tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa(Anonim, 2008)
·
Pembentukan gas positif ini hasil dari
fermentasi H2 dan Co2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar.
Pembentukan H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam, endapan
ini terbentuk karena bakteri mampu mendesulfurasi asam amino dan methion yang
akan menghasilkan H2S, dan H2S akan bereaksi dengan Fe++ yang
terdapat pada media dan menghasilkan endapan hitam(Anonim, 2008)
·
Pada media daerah butt media berubah berwarna
kuning ini menandakan bakteri memfermentasi glukosa. Media ini biasanya
digunakan untuk membedakan Salmonella dan Shigella dengan bakteri
Gram negatif bentuk batang lainnya bedasarkan pola fermentasi penghasil
hydrogen sulfide. Untuk pengamatan pola-pola pengunaan karbohidrat. TSIA agar
mengadung laktosa dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red
sebagai indicator yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi
kuning dalam suasana asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu
substrat untuk penghasil H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS
(precipitat), bewarna hitam untuk membedakan bakteri H2S dengan
bakteri-bakterinya(Anonim, 2008)
f.
Uji gula-gula(Glukosa, Laktosa,
Sukrosa dan Manitol)
Uji ini dilakukan untuk
mengindetifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat. Pada uji
gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada media glukosa yang berubah menjadi
warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada
media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakan
terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas(Anonim,
2008)
Uji katalase
Uji katalase merupakan
suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri
tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat dan
digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen
peroksida dengan menghasilkan enzim katalase. Bakteri yang memerlukan oksigen
manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya
beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya anti
metabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat
mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
Enzim merupakan katalisator
sejati, dimana molekul ini meningkatkan dengan nyata kecepatan reaksi kimia
spesifik yang tanpa enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat
mengubah titik keseimbangan reaksi yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan
habis dipakai atau diubah secara permanen oleh reaksi-reaksi ini. Enzim
merupakan biokatalis yang berfungsi untuk membantu proses metabolisme. Enzim
memiliki kemampuan untuk mengkatalisis suatu reaksi. Suatu enzim adalah suatu
katalis biologis. Hampir tiap rekasi biokimia dikatalis oleh enzim. Enzim
merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis laboratorium
atau industri. Enzim juga memungkinkan suatu selektivitas pereaksi-pereaksi dan
suatu pengendalian laju reaksi yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain.
Kespesifikan enzim disebabkan oleh bentuknya yang unik dan oleh gugus-gugus
polar (atau nonpolar) yang terdapat dalam struktur enzim tersebut.
Beberapa
enzim bekerja bersama suatu kofaktor non protein, yang dapat berupa senyawa
organik maupun anorganik. Hidrolisis Gelatin terdapat enzim-enzim yang
menguraikan golongan potein disebut protenase/protease, kedua nama ini
dianggap sinonim. Contoh pada hidrolisis gelatin dimana protein diperoleh dari
hidrolisis kalogen, yaitu zat pada jaringan penghubung dan tendon dari hewan.
Gelatin akan terurai oleh mikrobia yang mensintesis enzim proteolisis. Larutan
gelatin bersifat cair pada suhu ruang atau suhu kamar dan padat apabila berada
di dalam refrigerator. Dan apabila gelatin sudah dihidrolisis oleh mikroba,
maka akan tetap bersifat cair (Hadioetomo, 1993)
Bagaimana sih
morfologi dari bakteri E. Coli dan bakteri Staphylococcus aureus
itu ? Dibawah ini akan dijelaskan . Jangan lupa dipahami ya…
Morfologi E. Coli
Dari anggota family Enterobacteriaceae.
Ukuran sel dengan panjang 2,0–6,0 μm dan lebar 1,1–1,5 μm. Bentuk sel dari
bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran flamentous.
Tidak ditemukan spora.
E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat
tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul.
Bakteri ini aerobik dan dapat juga aerobik fakultatif. E. Coli merupakan
penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi.
Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari
asam–asam polisakarida. Mukoid kadang–kadang memproduksi pembuangan
ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas
antigen K tententu atau terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh
banyak E. Coli seperti pada Enterobacteriaceae.
Selanjutnya, digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam
kolanik. Penyakit yang sering ditimbulkan oleh E. Coli adalah Diare.
Morfologi Staphylococcus aureus
Bentuknya bulat atau lonjong (0,8 sampai
0,9), jenis yang tidak bergerak, tidak berspora dan gram positif. Tersusun
dalam kelompok seperti buah anggur. Pembentukan kelompok ini terjadi karena
pembelahan sel terjadi dalam tiga bidang dan sel anaknya cenderung dekat dengan
sel induknya. Sifat biakan bersifat aerob dan tumbuh baik pada pembenihan yang
sederhana pada temperatur optimum 37oC dan pH 7,4.
Staphylococcus “Staph” adalah kuman yang
ditemukan pada kulit dan hidung kita. Spesies Staphylococcus ini adalah
gram positif yang fakultatif anaerob. Staphylococcus pathogen mempunyai sifat
sebagai berikut:
–
Dapat menghemolisa eritrosit
–
Menghasilkan koagulasi dapat membentuk pigmen (kuning keemasan)
–
Dapat memecah manitol menjadi asam
Sebagian besar sebagai flora normal kulit
yang tidak berbahaya. Sebagian besar Staphylococcus aureus (SA) dapat
dirawat dengan antibiotik seperti methicillin (salah satu tipe penicillin).
Tetapi, SA menjadi meningkat pertahanannya dengan antibiotik yang biasa
digunakan. Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi
patologi, diantaranya bisul, jerawat,
pneumonia, meningitis, dan arthritits.Demikian sekilas pembahasan mengenai uji biokimia, semoga artikel
ini bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Diakses
pada Jumat, 30 Maret 2018 pukul 19.41 WIB
Diakses pada 30 Maret 2018 pukul
19.24 WIB
Diakses
pada Jumat, 30 Maret 2018 pukul 19.00 WIB
Diakses Jumat,30 Maret 2018 pukul
18.43 WIB
Anonim,2008:
http://hafizluengdaneun.multiply.com/journal/item/1/Laporan_Koasistensi_Mikrobiologi_
Diakses hari selasa, Pukul 11.45,
Samarinda
Fardiaz,
S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Waluyo,
L. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhamadiyah Malang: Malang
Disusun oleh :
Mahasiswa Biologi 06
FMIPA Universitas Mulawarman Samarinda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar